Film yang
diangkat dari novel best seller karya kang Tere Liye ini memang sudah lama
dinanti oleh penikmat film Indonesia, salah satunya adalah diriku. Film yang
menceritakan seorang anak periang bernama Delisa yang setengah mati menghapal
bacaaan shalatnya dengan iming-iming kalung. Dunia kanak-kanak sangat melekat
dalam film itu, namun mengasyikkan untuk ditonton semua umur.
Sebenarnya
tema pokok yang diangkat oleh kang Tere Liye adalah tentang KEIKHLASAN namun
diramu sedemikian rupa sehingga mengaduk-ngaduk perasaan, dan film bersetting
musibah tsunami itu sangat mengharu biru, Yang mana Delisa kecil harus
kehilangan ummi, ka’ Fatimah, ka’ Sarah, ka’ Aisyah, Tyur dan satu kakinya
harus diamputasi.
Saya
menonton film ini merasa sesak di pertengahan, jujur saya saya menangis. Dan
bukan cuma saya yang seperti itu, mungkin seluruh penonton menangis saat menyaksikan
adegan Abi Usman mencari keluarganya ditengah reruntuhan bangunan. Haru,
menghiris jiwa.
Film
ini juga mengajarkan kita untuk mencintai shalat, tidak meninggalkan dan
mengerjakannya dengan khusyu’. Subhanallah Delisa kecil mengajari kita banyak
hal. Sebagai pengagum novel Hafalan Shalat Delisa, saya tidak kecewa dengan
difilmkannya novel ini. Pesan dari novel tersampaikan dengan gamblang lewat
filmnya.
Film
yang diproduksi oleh PT. Kharisma Starvision Plus dan disutradarai oleh Sony
Gaokasak ini sangat layak ditonton, Alhamdulillah masih ada film yang
mengajarkan moral ditengah hiruk piruk film Indonesia yang banyak amoral.
Akting
Delisa yang diperankan oleh Chantiq Schagerl sangat cair, jago deh pokoknya.
dan satu lagi yang memerankan ka Fatimah cantik. hehe
0 comments:
Post a Comment